Cool Blue Outer Glow Pointer
سْـــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِي
MENCARI CINTA SEJATI MENDAMBA KASIH ILLAHI

Di Hati Ini Hanya Tuhan Yang Tahu ^_^


Saturday, October 22, 2011

: Bahagia Atas Penderitaan Orang Lain :

aku masih berusaha melupakan kisah itu....jawaku yang baru masih dalam pembikinan semula, terkadang aku terkenang kenangan itu yang selalu mematikan langkah perubahanku, hati seorang lelaki yang setia rapuh begitu sahaja dengan cinta, bahagia di atas penderitaan orang lain, adakah mereka akan terus bahagia? sedangkan kita bermandi duka, kecewa dan lara.  cinta itu walau cuba dipertahankan terkadang jika memang tertulis dia bukan milik kita, kita perlu terima dengan rela, walau sakit, walau perit walau sukar, kita terpaksa pilih suatu sudut untuk gembira, jangan mati langkah, jangan mati rasa, mereka yang mengecewakan kita biarlah ALLAH yang adili sebaik-baiknya, walaupun jalan kebahagian yang kita lalui seakan kabur tapi kita perlu tahu dan bersangka baik atas rencana ALLAH.



“Cintailah sesuatu itu sekadar saja, berkemungkinan ia akan menjadi kebencianmu pada suatu ketika, bencilah yang engkau benci itu sekadar saja, berkemungkinan ia akan menjadi kecintaanmu pada satu ketika.”
Sebagai perumpamaannya, jika air limau nipis diletakkan di atas tangan yang biasa, maka kita tidak akan berasa apa-apa. Sebaliknya, jika air limau itu dititiskan di atas tangan yang luka maka pedihnya akan terasa. Jadi apakah yang menyebabkan rasa pedih itu? Air limau itu kah atau tangan yang luka itu? Tentu jawapannya, luka di tangan itu.
• Metafora air limau dan luka di tangan
Air limau itu adalah umpama ujian hidup, manakala tangan yang luka itu ialah hati yang sakit. Hati yang sakit ialah hati yang dipenuhi oleh sifat-sifat mazmumah seperti takbur, hasad dengki, marah, kecewa, putus asa, dendam, takut, cinta dunia, gila puji, tamak dan lain-lain lagi. Ujian hidup yang menimpa diri hakikatnya menimbulkan sahaja sifat mazmumah yang sedia bersarang di dalam hati. 
Rasulullah S.A.W. juga telah bersabda:
” Bahawasanya di dalam tubuh badan manusia ada seketul daging. Apabila ia baik, baik pulalah seluruh badan, tetapi apabila ia rosak maka rosak pulalah seluruh badan. Ingatlah ia adalah hati. ” (riwayat Bukhari Muslim)



jangan kerana hati kita dirobek kita kalah dengan permainan manusia, jika dia bisa bahagia dengan orang lain kita perlu cari ruang kebahagiaan itu, terkadang memang perlukan masa tapi masa itu jua yang akan mendidik rohani kita, mentarbiah iman kita. walu ia memakan masa pastikan jangan disimpan rasa dendam dan marah itu.



‎"...walau bertahun berkawan, bermesra bercinta dan satu masa nanti, ALLAh ambilnya dari kita, kita tidak perlu sedih kita tidak perlu terus kecewa, kita jangan taksub dengan perasaan dan kata hati yang mati,kerana kita terlalu memberatkan soal perasaan kita, krn itu kita cepat terluka mengharapkan dia milik kita, walhal dia bukan milik kita, dia milik Allah dan hatinya akan sentiasa dibolak balikan oleh Allah swt.,sesungguhnya kita hanya perlu bermuhasabah diri kita, ada sesuatu yang indah dihadapan kita, insya-ALLAH..."

<Syuk al-hafiz>

KAEDAH MENCARI BAHAGIA MENURUT AL QURAN DAN AS SUNAH:
1. Beriman dan beramal salih.
“Siapa yang beramal salih baik laki-laki ataupun perempuan dalam keadaan ia beriman, maka Kami akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan Kami akan membalas mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang mereka amalkan.” (An-Nahl: 97)
Ibnu ‘Abbas RA meriwayatkan bahawa sekelompok ulama mentafsirkan bahawa kehidupan yang baik (dalam ayat ini) ialah rezeki yang halal dan baik (halalan tayyiban). Sayidina Ali pula mentafsirkannya dengan sifat qana’ah (merasa cukup). Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu ‘Abbas, meriwayatkan bahawa kehidupan yang baik itu adalah kebahagiaan.
2. Banyak mengingat Allah .
Dengan berzikir kita akan mendapat kelapangan dan ketenangan sekali gus bebas daripada rasa gelisah dan gundah gulana. Firman Allah:
“Ketahuilah dengan mengingat (berzikir) kepada Allah akan tenang hati itu.” (Ar-Ra’d: 28)
3. Bersandar kepada Allah.
Dengan cara ini seorang hamba akan memiliki kekuatan jiwa dan tidak mudah putus asa dan kecewa. Allah berfirman:
“Siapa yang bertawakal kepada Allah maka Allah akan mencukupinya.” (Ath-Thalaq: 3
)
4. Sentiasa mencari peluang berbuat baik.
Berbuat baik kepada makhluk dalam bentuk ucapan mahupun perbuatan dengan ikhlas dan mengharapkan pahala daripada Allah akan memberi ketenangan hati.
Firman-Nya:
“Tidak ada kebaikan dalam kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh ( manusia) untuk bersedekah atau berbuat kebaikan dan ketaatan atau memperbaiki hubungan di antara manusia. Barang siapa melakukan hal itu karena mengharapkan keredaan Allah, nescaya kelak Kami akan berikan padanya pahala yang besar.” (An-Nisa: 114)
5. Tidak panjang angan-angan tentang masa depan dan tidak meratapi masa silam.
Fikir tetapi jangan khuatir. Jangan banyak berangan-angan terhadap masa depan yang belum pasti. Ini akan menimbulkan rasa gelisah oleh kesukaran yang belum tentu datang. Juga tidak terus meratapi kegagalan dan kepahitan masa lalu karena apa yang telah berlalu tidak mungkin dapat dikembalikan semula. Rasulullah SAW bersabda: “Bersemangatlah untuk memperoleh apa yang bermanfaat bagi mu dan minta tolonglah kepada Allah dan janganlah lemah. Bila menimpa mu sesuatu (dari perkara yang tidak disukai) janganlah engkau berkata: “Seandainya aku melakukan ini nescaya akan begini dan begitu,” akan tetapi katakanlah: “Allah telah menetapkan dan apa yang Dia inginkan Dia akan lakukan,” karena sesungguhnya kalimat ‘seandainya’ itu membuka amalan syaitan.” (HR. Muslim)
6. Melihat “kelebihan” bukan kekurangan diri.
Lihatlah orang yang di bawah dari segi kehidupan dunia, misalnya dalam kurniaan rezeki karena dengan begitu kita tidak akan meremehkan nikmat Allah yang diberikan Allah kepada kita. Rasulullah SAW bersabda:
“Lihatlah orang yang di bawah kamu dan jangan melihat orang yang di atas kamu karena dengan (melihat ke bawah) lebih pantas untuk kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang dilimpahkan-Nya kepada kamu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
7. Jangan mengharapkan ucapan terima kasih manusia.
Ketika melakukan sesuatu kebaikan, jangan mengharapkan ucapan terima kasih ataupun balasan manusia. Berharaplah hanya kepada Allah. Kata bijak pandai, jangan mengharapkan ucapan terima kasih kerana umumnya manusia tidak pandai berterima kasih. Malah ada di antara hukama berkata, “sekiranya kita mengharapkan ucapan terima kasih daripada manusia nescaya kita akan menjadi orang yang sakit jiwa!”. Firman Allah:
“Kami memberi makan kepada kalian hanyalah karena mengharap wajah Allah, kami tidak menginginkan dari kalian balasan dan tidak pula ucapan terima kasih.” (Al Insan: 9)
‎* Pesan pada DIRI.. Jangan tersalah memberi HATI pada insan yang tak sudi..

Pada insan yang tak mengerti.. Kerana,sekali kau memberi, selamanya dia di HATI.. Kerana,sekali kau dilukai, sampai bila-bila tetap kau ingati..

Pesan lagi pada diri, hati-hatilah dalam memberi HATI sebab ia hanya untuk insan yang tahu menghargai betapa tingginya nilai sekeping HATI.

<Syuk al-hafiz>


Jaga Iman , Jaga Hati , Jaga Diri ^__^

0 senyum itu satu sedekah ^__^ MARI KOMEN..:

 
♥ syuk al-hafiz official blog ♥